Soekarno di Mata Orang Afrika
Ben Mboi: 'Mohon Maaf Bung Karno'
BRIGJEN TNI (Purn.) dr. Aloysius Benedictus Mboi, MPH adalah Gubernur NTT (Nusa Tenggara Timur) dua periode (1978-1988).
Ben Mboi, demikian nama populernya, lahir di Ruteng, Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur, 22 Mei 1935, kemudian meninggal di Jakarta, 23 Juni 2015 pada umur 80 tahun.
Beliau salah satu dari ratusan anggota DPRGR/MPRS yang memberhentikan Soekarno sebagai presiden Republik Indonesia dan melantik Soeharto sebagai presiden pada 27 Maret 1968.
Namun, kemudian dia menyesal setelah sebuah pengalaman menyentaknya ketika bertemu dengan orang-orang Afrika.
Ben Mboi menceritakan pengalamannya itu dalam Memoar "Seorang Dokter, Prajurit, Pamong Praja".
Pada 1971 dia mengambil gelar Master of Public Health di Belgia. Di sana, dia bertemu dokter-dokter dari Afrika dan Timur Tengah, antara lain Tanzania, Uganda, Kongo, Kamerun, Nigeria, Mesir, Irak, Iran, dan Kuwait.
Mereka bertanya, "Anda dari mana?"
Ben menjawab dari Indonesia.
"Oh Indonesia Soekarno?"
"Tidak," kata Ben. "Indonesia Soeharto!"
"Di mana Soekarno?"
"Soekarno sudah disingkirkan dan sudah meninggal."
"Kenapa dia disingkirkan?
"Ben menjawab seperti mode pada saat itu, "Soekarno bersimpati terhadap komunisme."
"Apa?…… Karena bersimpati pada komunis kamu singkirkan dia? Dia yang membawa kamu jadi merdeka, kamu singkirkan hanya karena dia bersimpati pada komunis? Astaga, kamu lebih pentingkan komunisme daripada kemerdekaan? Kamu tidak tahu terima kasih!"
"Supaya Anda tahu, kami orang Afrika merdeka oleh getaran yang digerakkan oleh Soekarno, yang membangkitkan harga diri dan patriotisme orang Afrika.
Aneh, …dia yang bawa kamu ke pintu gerbang kemerdekaan malah kamu singkirkan!"
"Saya tidak dapat menjawab. Betapa pentingnya makna kemerdekaan itu. Betapa pentingnya seorang Bapak Bangsa itu, yang membawa kita ke pintu gerbang kemerdekaan," kata Ben Mboi yang kemudian menjadi Gubernur Nusa Tenggara Timur.
Salah satu getaran yang digerakkan Soekarno adalah Konferensi Asia Afrika pada 1955. Bangsa-bangsa Asia dan Afrika, terutama yang belum merdeka, memenuhi undangan Soekarno untuk menghadiri Konferensi Bandung itu, untuk menuntut kemerdekaannya.
Akhirnya, Ben Mboi pun menyadari bahwa "oleh bangsa-bangsa Afrika Soekarno disamakan dengan Musa yang membawa orang Israel keluar dari perbudakan Mesir. Dan kita, orang Indonesia, mencampakkan dia dari ingatan sejarah.
Sumber: http://share.babe.news/s/cxRQQwxsTR
"Soekarno di Mata Orang Afrika"
Ben Mboi, demikian nama populernya, lahir di Ruteng, Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur, 22 Mei 1935, kemudian meninggal di Jakarta, 23 Juni 2015 pada umur 80 tahun.
Beliau salah satu dari ratusan anggota DPRGR/MPRS yang memberhentikan Soekarno sebagai presiden Republik Indonesia dan melantik Soeharto sebagai presiden pada 27 Maret 1968.
Namun, kemudian dia menyesal setelah sebuah pengalaman menyentaknya ketika bertemu dengan orang-orang Afrika.
Ben Mboi menceritakan pengalamannya itu dalam Memoar "Seorang Dokter, Prajurit, Pamong Praja".
Pada 1971 dia mengambil gelar Master of Public Health di Belgia. Di sana, dia bertemu dokter-dokter dari Afrika dan Timur Tengah, antara lain Tanzania, Uganda, Kongo, Kamerun, Nigeria, Mesir, Irak, Iran, dan Kuwait.
Mereka bertanya, "Anda dari mana?"
Ben menjawab dari Indonesia.
"Oh Indonesia Soekarno?"
"Tidak," kata Ben. "Indonesia Soeharto!"
"Di mana Soekarno?"
"Soekarno sudah disingkirkan dan sudah meninggal."
"Kenapa dia disingkirkan?
"Ben menjawab seperti mode pada saat itu, "Soekarno bersimpati terhadap komunisme."
"Apa?…… Karena bersimpati pada komunis kamu singkirkan dia? Dia yang membawa kamu jadi merdeka, kamu singkirkan hanya karena dia bersimpati pada komunis? Astaga, kamu lebih pentingkan komunisme daripada kemerdekaan? Kamu tidak tahu terima kasih!"
"Supaya Anda tahu, kami orang Afrika merdeka oleh getaran yang digerakkan oleh Soekarno, yang membangkitkan harga diri dan patriotisme orang Afrika.
Aneh, …dia yang bawa kamu ke pintu gerbang kemerdekaan malah kamu singkirkan!"
"Saya tidak dapat menjawab. Betapa pentingnya makna kemerdekaan itu. Betapa pentingnya seorang Bapak Bangsa itu, yang membawa kita ke pintu gerbang kemerdekaan," kata Ben Mboi yang kemudian menjadi Gubernur Nusa Tenggara Timur.
Salah satu getaran yang digerakkan Soekarno adalah Konferensi Asia Afrika pada 1955. Bangsa-bangsa Asia dan Afrika, terutama yang belum merdeka, memenuhi undangan Soekarno untuk menghadiri Konferensi Bandung itu, untuk menuntut kemerdekaannya.
Akhirnya, Ben Mboi pun menyadari bahwa "oleh bangsa-bangsa Afrika Soekarno disamakan dengan Musa yang membawa orang Israel keluar dari perbudakan Mesir. Dan kita, orang Indonesia, mencampakkan dia dari ingatan sejarah.
Mohon Maaf Bung Karno !!
Sumber: http://share.babe.news/s/cxRQQwxsTR
Komentar
Posting Komentar