Rupiah Melemah.

Rupiah Melemah.
Kasus Covid di Indonesia Naik Nyaris 100%, Rupiah Jeblok!

by. Erizeli Jely Bandaro

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot melemah pada perdagangan Selasa pagi 14 Juni 2022. Terpantau pada pukul 09.21 WIB. Rupiah melemah sebesar 74 poin atau 0,52 persen ke posisi Rp14.756 per dolar AS, dibandingkan pada penutupan sebelumnya senilai Rp14.682 per dolar AS. Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) terakhir atau kemarin sore, mematok rupiah di angka Rp14.672 per dolar AS. Sebenarya biasa saja rupiah menguat ( melemah). Ya namanya pasar. Kan memang begitu.

Apa yang mengkawatirkan ? Tanya teman via WA.

Yang mengkawatirkan itu pelemahan itu karena faktor eksternal yang dipicu oleh kebikan The fed menaikan suku bunga. Tujuannya memerangi inflasi. Tetapi udah dinaikan 1% suku bunga, tetap aja inflasi tidak bisa dijinakan. Dan sekarang akan naik lagi 0,75%. Itu artinya masalah moneter udah sulit dikendalikan AS.

Kenapa sampai begitu besar pengaruhnya terhadap Indonesia?

Ya karena devisa kita kan sebagian besar dalam mata uang dollar AS. Secara tidak langsung fundamental ekonomi kita terkait juga dengan AS. Kalau inflasi di AS tidak bisa dijinakan. AS akan masuk ke jurang resesi. Ini tentu akan mempengaruhi cadangan devisa. Pasar melihat itu. Makanya rupiah terkoreksi.

Masih bingung saya.

70% kebutuhan impor kita itu karena permintaan pabrik. Karena kan kita belum bisa mandiri dalam berproduksi. Contoh aja. Pabrik makanan kemasan masih impor gandum, gula dan garam. Peternak masih impor pakan dan bibit. Bahkan pabrik pengalengan ikan aja masih impor ikan tin. Sebagian besar kemasan plastik masih impor.  Pabrik kendaraan dan lainnya, masih impor material utamanya. Belum lagi sikap pemerintah tetap mau tahan harga BBM dengan skema kompensasi. Itukan pemborosan devisa. Kan crude masih impor kita.

Singkatnya, semua pabrik masih membutuhkan linked product untuk memproduksi barang jadi. Dan itu semua impor. Nah bayangkan. Kalau rupiah terus melemah, harga produksi domestik akan juga naik. Barang konsumsi tentu akan naik. Bayar utang dan bunga juga naik. Inflasi mulai merangkak naik. Sekali inflasi merangkak, jebol semua yang ditahan tahan dan disembunyikan itu. Rupiah bisa terbang.

Duh gimana solusinya?

Cepat aja Reshuffle kabinet. Karena sebagian besar menteri sekarang ini engga ngerti gimana harus menghadapinya. Kebanyakan mimpi pengen nyapres. Dah gitu aja

Doain moga gue kepilh jadi menteri. Kata teman.

Aamiin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ini Latar Belakang Calon Ketua Kwarda Pramuka Jatim Pengganti Gus Ipul

Sebaiknya PSSI Lunasi Hutang Pada La Nyalla, Sebelum Edy Rahmayadi Ditetapkan Sebagai Calon Gubernur Sumatera Utara

Ribut Dukung Untari Untuk Gubernur Jatim, Bersama Khofifah atau Maju Sendiri